Dae Jang Geum

Ceritanya hari itu si Kakak mudik ke Jogja dan mengajakku  nonton Step Up Revolution 3D. Selesai nonton film keren itu, agenda selanjutnya adalah makan dan seperti biasa sebelum makan pasti kami bingung untuk menentukan menu & tempatnya. Biasanya aku punya tempat kuliner yang sedang ingin kukunjungi, tapi kebetulan list tempat kuliner yang ingin kudatangi sudah terpenuhi di hari-hari sebelumnya. Akhirnya kami cuma saling mem-ping-pong-kan pertanyaan ‘makan di mana?” dalam waktu yang cukup lama.  Saat itu sempat terlintas Phuket dipikiranku, aku sudah 3kali ke sana dan aku selalu puas dengan makanan yang kupesan. Hanya saja mempertimbangkan si Kakak yg ga begitu suka seafood, aku memilih menunggunya untuk memutuskan tempat makan. Ternyata si kakak malah meminta ideku dan teruuus menanyaiku. Aku menyerah, kuutarakan satu-satunya ideku, kutawarinya makan di Phuket, resto Thailand. Eh si kakak malah mengusulkan ke resto Korea saja dan tentu saja aku langsung setuju. Sebagai orang yang sedikit banyak terciprat Korean wave tentu aku sangat ingin mencicipi makanan ala Korea.
Berdasarkan referensi yang sempat aku baca lewat inet, di Jogja ada 3 tempat makan makanan ala Korea yaitu Musiro, Silla dan Dae Jang Geum. Yang kusebut pertama itu lokasinya di jalan gejayan, tempatnya tidak begitu luas dan hidangannya adalah “Fusion Korean Food” jadi makanannya sudah disesuaikan dengan lidah orang indonesia tapi harganya relatif murah(tapi aku tidak pernah menemukan tempatnya meski sudah bolak-balik lewat jalan Gejayan). Silla ada di Ring Road Utara(sebelah Happy Puppy) sedangkan Dae Jang Geum ada di Jalan Tentara Pelajar.
Pilihan kami jatuh pada Dae jang Geum. Berbekal alamat yang aku dapat dari inet,  kami menyusuri Jalan Palagan hingga km 8,5 dan sampailah kami di TKP(Tempat Kejadian Pencicipan). Dari luar, tembok dae jang geum ini keliatan sangat Korea.  Di pintu masuk kami disambut pelayan yang aku kira akan mengatakan “Anyeonghaseyo”. Ternyata tidak, pelayan itu menyambut kami dengan bahasa Indonesia, mengucapkan  selamat datang, menanyakan butuh tempat untuk berapa orang dan jenis tempat apa yang ingin kami pilih. Lalu kami memilih tempat privat dan wow! tempatnya sangat membuatku kagum. Jadi tempatnya berupa ruang tertutup dengan pintu geser, tempat duduk dari kayu dengan meja besar, ber-AC dan ditemboknya ada LCD TV plus remote. Daebak! Kemudian Noona pelayan pun menyerahkan menu. Aku melihat-lihat sebentar lalu langsung memesan Teokpokki. Memang sudah lama aku ingin memakannya, ini gara-gara efek tontonan Korea yang aku tonton seriiiiing sekali menampakkan makanan ini. Aku sampai memposisikan kue beras ini sebagai #2 dari Top10 Makanan Yang Sangat Ingin Aku Makan Sebelum Aku Mati(MYSIAMSAM) *panjang beneer* di mana #1-nya adalah makanan masakan Ibuku, apapun itu.
Si Kakak memesan Bulgogi dan satu lagi makanan yang kami pesan yaitu Kimbab. Waktu Kakak memesan bulgogi, pelayan menanyakan “mau bulgogi yang masak sendiri atau yang siap makan?” dan Kakak memilih yang siap makan. Aah padahal aku pengen banget masak sendiri karena ini adalah the #3 dari list MYSIAMSAM. Betapa aku membayangkan bisa memanggang potongan daging dalam panggangan, membolak-baliknya dengan sumpit, meramu dan memakannya. kenapa meramu? karena setahuku(tentu saja lagi-lagi bersumber dari tontonan dari negeri gingseng itu) cara memakan bulgogi itu dengan dibungkus selada, setelah ditambah sebutir bawang putih dan semacam sambal. Ah tapi dalam kondisi saat itu(laper) pasti akan merepotkan kalau harus memasaknya dulu, yang terbaik memang bulgogi siap santap. Bulgogi yang dipesan adalah bulgogi daging sapi lokal, 60ribu seporsi. Untuk minuman, kami tidak memesan yang aneh-aneh. Cukup es lemon tea dan black tea, tapi aku juga memesan satu minuman yang juga sangat membuat penasaran. Mungkin ini adalah #2 minuman yang sangat ingin aku minum. Sayang sekali aku tidak membuat list YSIAMSAM untuk kategori minuman. Minuman YSIAMSAM itu adalah makgeolli yaitu rice wine alias arak beras. Order selesai. Si Noona pun meninggalkan kami.

Macem2 pilihan menu Rice Wine

Appetizers

Mie Yeok Kuk cuma 15ribu lhoh! (Inceran saya kalo berkesempatan makan di sini lagi)


Sembari menunggu, aku mengganti-ganti channel TV dan wow!(lagi) ada channel KBS. Setahuku ini adalah channel Korea(beberapa drama yang aku tonton, disiarkan di stasiun TV ini). Sayangnya saat itu acaranya adalah berita, kalau sedang bukan tayangan berita, aku membayangkan bisa menemukan Yoo jae Suk, Sistar, Park Shi Hoo, CNblue, atau artis lainnya nongol disitu hihi..
Beberapa saat kemudian, terdengar ketukan di pintu sebelum disusul suara pintu yang digeser. Sopan sekali pelayannya. Ia datang membawakan dua piring kecil free dishes, yang satu berisi semacam urap bayam tanpa kelapa(belakangan aku tahu kalau itu namanya ‘Sigeumchi Namul”) dan di piring yang satu lagi isinya adalah kimchi. Akhirnya aku melihat penampakan kimchi 3 dimensi dengan mata yang ada di kepalaku sendiri(biasanya cuma liat yang versi 2D di layar leppie pas nonton drama). Kimchi adalah makanan Korea yang sangat populer(sering muncul di drama-drama Korea). Beberapa tayangan memperlihatkan bahwa ada makanan yang tidak bisa wajar dimakan tanpa kimchi. Bahkan aku lihat mereka makan mie pun pakai kimchi. Mungkin kalau di indonesia setaraf sambal kali ya, makan kalo ga ada sambalnya kurang enak. Kimchi adalah asinan sawi pedas. Meski sangat khas Korea, aku tidak begitu terobsesi ingin memakan kimchi, selain karena tidak terlalu suka sawi, aku juga sudah bisa membayangkan rasanya yang asin, asam dan pedas.

Free Dishes (Kimchi & Sigeumchi Namul)

Tak berapa lama satu persatu pesanan kami datang (kalo datang sekaligus jadi resto padang deh * mbayangin Mbak pelayan datang dengan piring di tangan, sikut, kepala*). Benar saja bulgogi datang bersama sepiring lembaran-lembaran selada, bawang putih, semacam sambal yang sebenarnya saya kurang tau apa itu namanya, dan mentimun. Kemudian aku memberitahukan cara memakannya pada Kakak, yah meski aku tidak tahu urutan sebenarnya seperti apa, tapi aku tahu kalau dagingnya harus ditaruh di atas lembaran selada bersama bahan lainnya lalu dimakan dengan membuka mulut lebar-lebar. Aku sempat mencicip bulgogi sebelum diramu. rasanya asin menurutku, tapi kata kakak sih enak. Datang juga kimbab yang cantik, kimbab ini bisa dibilang semacam sushi Jepang. Berupa nasi yang digulung di atas lembaran rumput laut atau nori. Kali ini kami memilih isi tuna(matang), biar agak variatif karena pilihan lainnya adalah isi daging, sementara tadi kami sudah memesan bulgogi. Kimbab ini dipotong menjadi 10 bagian.

Kimbab IDR 35.000

Lalu menu idamanku pun datang, Teokpokki! Tanpa ba-bi-bu aku menusuk sepotong Teokpokki dan rasa penasaran tingkat dewi Kwan Im ku pun terpuaskan.

Rasanya enak, ternyata saus yang merah itu tidak sepedas bayanganku, malah cenderung manis. Ada cincangan daging (kayaknya daging ayam) di sausnya. Ah pokoknya aku puas menobatkan Teokpokki sebagai #2 MYSIAMSAM alias “foods to eat before I die”.

Me and Teoppokki IDR 25.000

Eh si urap bayam apa kabarnya ya? haha..aku tahu kakak sangat suka bayam, jadi aku hanya sedikit memakannya dan membiarkan kakak menghabiskannya. Kalau untuk kimchi ternyata lidah kami sama, doyan tapi tidak terlalu suka alhasil kami menyisakannya.
Minumannya juga memuaskan. Black tea yang aku pesan memang terlihat lebih gelap dari teh biasanya, tapi jangan dibayangin segelap cairan tinta cumi-cumi juga yah. Mungkin aku cuma tersugesti dengan namanya, rasanya kayak teh biasa juga kok. Menurutku harga minumannya sedikit di atas rata-rata. Segelas lemon tea harganya 10ribu, sedangkan black tea 7ribu(kalo di burjo, nambah 500 perak bisa dapet 5 gelas es teh nih..wkwkwk What A Bad Comparison! onion-emoticons-set-2-61). Kalau arak berasnya mempunyai harga masing-masing sesuai porsinya. Ada jenis small sampe large. Yang aku pesan adalah tipe small yaitu segelas kecil rice wine 100cc dengan harga 10ribu rupiah. Rasanya sungguh memabukkan(bohong dink! hehe). Kayaknya yang memabukkan mah namanya soju. Kalo ini rasanya kaya air tape ketan, asem-asem gimana gitu.

Makgeolli (Rice Wine)
IDR 10.000

Di tengah-tengah menyantap menu-menu itu aku kekenyangan, bahkan aku sempat istirahat sejenak berharap setelah istirahat jadi ada ruang kosong di lambung untuk diisi makanan lagi. Sumpah sangat kenyang, bahkan kami sempat eyel-eyelan(berdebat) siapa yang menghabiskan apa walaupun pada akhirnya semua tandas(kecuali kimchi). Sungguh eyel-eyelan tak berguna..haha..

Tandas semuaa! :p

Tibalah saat membayar, untuk semua menu yang kami pesan plus pajak 10% totalnya 161,7ribu rupiah dan kakakku membayarnya! (Gomapseumnida Oraboeni^^). Padahal sebenarnya aku yang niat mau ntraktir dalam rangka ultahku karena masih di bulan Agustus. Thank you Brada..Hari ini aku sangat senang, terlebih saat melahap Teokpokki itu. Semoga dirimu panjang umur..
Aku sangat ingin ke sini lagi karena saat itu ga foto-foto maksimal gara-gara batre hape yang low(alasan macam apa ini?). Alasan yang tepat adalah karena aku ingin coba menu yang lainnya, sup rumput laut(Mie Yeok Kuk), Galbi Tang, Bibimbap dan tentu saja Bulgogi yang dimasak sendiri. Auf Wiedersehen..eh, Anyeong!

6 comments

  1. O iyaaa…Di Jogja Aku pernah nyobain Bebek Yang unik banget, Namanya aja unik..BEBEK SALTO, dulu aku nyobain di Jl. Tamsis Nomer berapa aku lupa, Katanya di Monjali juga ada cuman yang di monjali ini aku belum pernah nyobain. Tapi aku rasa sama yah. Bebek Salto ini menunya yang menarik Bebek Kremesnya. Jadi Bebeknya itu digulung kremes yang renyah gitu. Beda dengan yang lain2 bisanya kalo yang biasa kremesnya di taburin gitu. Tapi ini digulung lucu banget gitu. Renyah banget kremesannya. Bebeknya sama sekali tidak bau apeg khas bebek, tapi justru wangi rempah2 gitu…Istimewa pokoknya. Aku pernah nyobain yang di semarang juga spesial banget. Kalo orang biasanya berburu Bebek H.Slamet menurut aku sih Bebek Slamet hanya di asiinnya doang. Dan menunya ituuuu itu aja jadi ndak ada variasinya. Masukan aja sih…barangkali bisa jadi alternatif kuliner di Kota Jogja sebagai surganya kuliner. Coba buka aja fanpagenya di http://www.facebook.com/BebekSalto, menu2nya banyak terpampang disitu. Kemasannya juga lucu2…malah jadi promosi usaha orang..hehehehehe…Cobain aja dah pokoknya enak. Aku pernah Add Pin BBnya yang terpampang di box makannya, sok sok kenal gitu…hahahahaha…iseng2 nanya buka franchisenya berapa..ternyata ndak mahal juga. Cuman 20 Juta…Lumayanlah buat usaha sampingan Mahasiswa kayaknya ndak terlalu berat…!!

Tinggalkan Balasan ke nonaseo_ra Batalkan balasan